Kisah Rusa Jantan Bertanduk Kecil Menemukan Pasangan
Saat ini sudah masuk bulan Maret, sebentar lagi musim mencari pasangan tiba bagi kelompok Rusa Timor di daerah Wanawisata Maliran, Blitar, Jawa Timur. Setiap musim mencari pasangan tiba, rusa jantan akan berlomba mengadu tanduk mereka satu sama lain untuk menarik hati rusa betina.
Namun Cakra, salah satu rusa jantan dalam kelompok tersebut, memilih berjalan sendirian memisahkan diri dari kelompoknya. Ia merasa minder karena memiliki fisik yang berbeda dari rusa jantan lainnya. Rusa jantan lain memiliki tanduk panjang, bercabang yang gagah dan kuat. Sedangkan Cakra memiliki yang tanduk kecil dan tak bercabang.
“Dengan tandukku ini, mana mungkin aku bisa menyaingi rusa jantan lain untuk mendapatkan betina” Ujar Cakra.
Di saat Cakra sedang berjalan menuju ke hutan, ia melihat seekor rusa betina yang ia kenal. Rusa betina ini adalah Ayudisa, teman Cakra sejak kecil. Namun ada yang ganjal, Ayudisa sedang digoda oleh rusa jantan lain.
Melihat Ayudisa tampak terpojok tak berdaya, tanpa berpikir panjang Cakra langsung berlari menghampirinya.
“Hentikan!” “Tidak sepantasnya kalian berkelakuan seperti itu kepadanya!” lantang Cakra.
Dihadapan Cakra adalah Gatot dan teman-temannya. Gatot adalah rusa jantan dominan yang sombong. Ia memiliki tubuh kekar dan punya tanduk yang tumbuh sempurna.
“Ohoho, bukankah ini Cakra! Si rusa jantan ‘cacat’ dengan tanduk pendek itu.” “Bisa apa lo emang sampe berani sama kami!?” Ujar Gatot dengan sombong.
‘‘Tandukku memang kecil dan terlihat tidak berguna seperti sampah. Tetapi menggoda wanita dengan cara merendahkan seperti itu lebih buruk dari sampah”. “Kalau kau berani mendekati Ayudisa lagi aku tidak segan untuk menghadapimu.” — kata Cakra.
“Oke kalo gitu, kita bertanding. Mau cari mati nih anak!” — kata Gatot
Cakra menghiraukan rasa minder yang ia khawatirkan sebelumnya. Ia pun memberanikan diri untuk beradu tanduk dengan Gatot.
Di kesempatan pertama, Cakra kalah melawan Gatot. Namun karena kegigihannya dan dorongan untuk melindungi Ayudisa, ia selalu bangkit dan melawan.
Sampai akhirnya ia berhasil membuat Gatot mundur.. Melihat Gatot kalah, teman-teman nya pun ikut pergi.
“Ya ampun Cakra, kamu gapapa?” tanya Ayudisa sambil terisak tangis berjalan menghampiri Cakra.
“Gak usah khawatir, aku gapapa kok.” ujar Cakra sambil terengah kecapekan dengan badan penuh lembam.
“Makasih udah menolong aku dari mereka. Kenapa kamu segitunya? Padahal kamu tahu bahwa kamu tidak sebanding dengannya” kata Ayudisa.
“Kau tahu.. demi menjaga orang yang di cinta, seorang pria akan rela berjuang sepenuh tenaga. Meskipun itu tampak mustahil untuk dilakukan.” kata Cakra.
Mereka pun kemudian hidup bahagia sebagai pasangan.